Ali Murtadho Nilai Tulisan Ainur Rafiq Sophiaan Soal Partai Ummat Tendensius

0
340

KABARLAGI.COM, Loyalis Amien Rais, Ali Murtadho menilai tulisan Ainur Rafiq Sophiaan yang berjudul
“Daya Magnet Amien Rais dan Nasib Partai Ummat” dimuat disalah satu media online pada, Jumat (2/10/20) lalu cenderung menunjukkan tendensius.

“Pertama, dari pilihan kata pada judul bisa dicerna bahwa si penulis cenderung menyoal figuritas seorang Amien Rais. Terbukti ada pernyataan yang serampangan pada kutipan, ‘tak perlu mengulas mukaddimah partai yang isinya normatif, sebab pemilih tidak peduli’,” kata Ali dalam keterangan yang diterima, Senin (5/10/20).

Ali mengatakan, tulisan Ainur tendensius juga terlihat dari tanggapan netizen. Sebab, sebanyak 95 persen mengecam tulisan tersebut.

“Sekitar 95 persen Netizen mengecam tulisan tersebut, dan hanya tersisa sekitar 3 persen saja yang ikut mendiskreditkan sosok Amien Rais dan Partai Ummat,” katanya.

Kedua, kata Ali penulis memprediksi pengikut Partai Ummat adalah loyalis Amien Rais yang lebih mempertimbangkan fanatisme dan patronase.

“Di sinilah terjadi kegamangan si penulis seakan menolak faktor “sunnatullah” dalam politik Indonesia yang juga biasa terjadi juga pada figur-figur lain selain Amien Rais,” katanya.

Dalam tulisannya, Ainur menyebut bahwa pilihan politik masyarakat Indonesia cenderung tersekat-sekat atau terkelompok-kelompok.

“Seharusnya ditambahkan juga yaitu “cenderung dinamis” dan kompetitif. Siapapun punya kesempatan dan peluang yang sama karena adanya jaminan kebebasan bersyarikat dan berpendapat sebagaimana amanat pasal 28, 28E UUD 45,” katanya.

Ketiga, kata Ali fenomena “politik berbiaya tinggi” yang dikutip Ainur seolah mau mengingatkan bahwa partai baru tidak akan jalan tanpa biaya tinggi.

“Hal ini seolah menafikan kemampuan dan pengalaman Amien Rais sebagai tokoh reformasi yang sudah kenyang asam garam politik Indonesia dan paham betul “jerohan” politik Indonesia,” katanya.

Ali mengatakan, dimafhumi bahwa partai politik memerlukan biaya. “Tapi kalau berpikir bahwa partai politik tidak akan jalan tanpa modal maka logikanya menjadi kabur,” katanya.[]