Oleh: Mhd Aziz Sitanggang
Penulis adalah: Ketua BKPRMI Kecamatan Sorkam, Tapanuli Tengah
KABARLAGI.COM, Dunia saat ini seakan berada dalam genggaman orang-orang yang aktif dengan kecanggihan alat digital yang sudah merambah hampir semua lini kehidupan sampai ke pelosok-pelosok negeri.
Permasalahan yang muncul adalah semua kecanggihan itu sering tidak terkontrol ketika sampai di tangan siswa yang sedang dalam masa pencarian jati diri. Smartphone adalah alat telekomonukasi canggih yang sudah sangat akrab dengan siswa era sekarang ini.
Para siswa dihadapkan dengan banyaknya pilihan aplikasi permainan yang bisa menyenangkan jiwa petualangan semunya. Semakin mereka larut dalam petualangan tersebut membuat mereka lupa di depan ada petualangan nyata yang harus mereka hadapi dengan fikiran dan tindakan nyata.
Melihat para siswa yang sangat menikmati semua game, seakan mereka kehilangan kepedulian bahwa mereka akan mewarisi kepemimpinan negeri ini nantinya.
Tentu kita tidak ingin orang yang mewarisi kepemimpinan negeri ini adalah mereka orang-orang yang malas untuk berfikir tetapi lebih senang bermain game.
Dalam situasi ini orang tua harusnya berperan pentit untu bertindak sebagai filter justru tidak berdaya melihat anak nya yang lebih tertarik untuk bermain game dari membaca buku sekolahnya.
Ini akan menjadi bom waktu yang bisa secara perlahan membuat langka generasi intelektual kita 20 atau 30 tahun yang akan datang. Ini harus menjadi perhatian serius dan menjadi tanggung jawab bersama karena mereka juga adalah anak-anak kita yang akan menggantikan peran kita di masa yang akan datang.
Peran pemerintah tentu sangat diharapkan untuk memberikan edukasi atau penyuluhan kepada orang tua dan siswa terkait efek domino jika para siswa tersebut kita biarkan tersesat di dunia semu.
Kita memang perlu membangun semua sarana publik, tetapi membangun SDM manusia sejak dini adalah hal yang tentunya harus diutamakan.
Masalah ini sering dijadikan topik diskusi di beberapa tempat, sayangnya kebanyakan hasil diskusi tersebut berakhir seiring diskusi itu ditutup oleh moderator.
Aksi nyata untuk menyelamatkan generasi kita yang akan datang harus kita kerjakan sebelum anak remaja kita, siswa-siswa kita, terlalu jauh berpetualang di dunia semu.[]