Jumat Salam, Museum NTB Dampingi Desa Sigerongan Bentuk Museum Desa

0
423

KabarLagi.Com – Museum Negeri NTB melaksanakan program Jumat Salam yang di rangkaikan dengan sosialisasi pengelolaan koleksi di Desa Sigerongan, Lingsar, pada Jum’at (24/11/23).

Pada kegiatan Jumat Salam ini di maksudkan untuk melakukan sosialisasi terkait dengan pelestarian dan perlindungan benda cagar budaya yang ada di Desa, khususnya di Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar.

Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, dalam sambutannya menyampaikan bahwa di kecamatan Lingsar banyak sekali peninggalan warisan budaya yang tersebar di masyarakat.

Namun, warisan budaya tersebut belum dilakukan upaya perlindungan dan pelestarian. Sehingga pihaknya mendorong agar desa Sugrogan memnbentuk museum desa sebagai sarana peleatarian benda cagar budaya.

“Kita berharap bapak ibu mau berpikir tentang museum desa. Karna museum desa adalah untuk melestarikan budaya leluhur kita”, harapnya.

Ia mengatakan bahwa museum desa ini sagat penting sebagai upaya pelestarian dari desa. Sebab menurutnya, benda-benda cagar budaya tersebut tengah jadi perburuan koleptor.
“Jadi kalau tidak di lestarikan akan jadi buruan koleptor”, katanya.

Ia melanjutkan bahwa museum NTB mempunyai rencana strategis yaitu “Kotaku Museumku, Kampungku Museumku. Menurutnya, tema ini sebagai upaya pihaknya untuk melindungi warisan budaya yang tersebar di masyarakat.

“Jadi bapak ibu kalau mau membenruk museum, Kami akan terus mendampingi sampai terbentuk”, tuturnya.

Sementara itu Kepala Desa Sigerongan, Dian Siswandi, menayampaiakan apresiasi atas program pembentukan museum desa ini sebagai upaya perlindungan terhadap warisan budaya.

Ia mengatakan bahwa terkait dengan pembentukan museum desa pihaknya sudah membentuk Pokdarwis sebagai perangkat untuk membantu pembentukan museum.

“Mudah mudahan kegiatan ini direspon oleh semua pihak agar museum desa kita ini bisa terbentuk”, harapnya.

Ia juga berharap agar museum NTB terus melalakukan pedampingan. Sebab terkait dengan realisasi pembentukan, pihaknya tengah merencanakan untuk realisasinya pada tahun 2024 mendatang.

“Jadi harapan kami kegiatan ini terus berlanjut untuk menjadikan desa Sigerongan sebagai desa wisata yang berbasis budaya”, harapnya.

Selanjutnya pada sosialisasi pengelolaan koleksi ini, Pamong Budaya Madya, Bunyamin, M.Hum, menerangkan bahwa untuk membentuk museum pada dasarnya harus memiliki beberapa syarat yaitu; Visi Misi, Bangunan, Koleksi, SDM, dan Sumber Dana.

“Dari syarat itu, baru kemudian kita menentukan jenis museumnya. Jika ada lebih dari satu jenis koleksi maka akan menjadi museum umum”, paparnya.

Ia mengatakan terkait dengan perawatan koleksi, Museum NTB mempunyai kebijakan terkait dengan perawatan koleksi di masyarakat.

“Jadi kami punya kegiatan workshop perawatan koleksi di masyarakat, untuk bagaimana koleksi-koleksi di masyarakat itu terawat”, katanya.

Ia juga menerangkan bahwa, adanya museum desa itu lebih bagus lagi dalam pengelolaan dan perawatan koleksi yang ada di masyarakat.

“Karna museum adanya museum desa untuk melestarikan benda cagar budaya yang ada di masyarakat”, terangnya.