Pameran Pusake Desa, Upaya Museum NTB Bentuk Museum Desa

0
420

KabarLagi.Com – Museum Negeri NTB melakukan penilaian pada lomba ‘Pameran Pusake Desa’ yang di pamerkan oleh Desa-desa se-kecamatan Lingsar dalam event Perang Topat di Lingsar, Lombok Barat pada Senin (27/11/23).

Pemeran pusake yang merupakan rangkain kegiatan dari event perang topat ini adalah kegiatan perdana yang di inisiasikan oleh Museum NTB sebagai upaya pelestarian budaya dengan melibatkan Desa-desa se-kecamatan Lingsar.

Pameran yang di ikuti oleh 7 desa yang berada di kecamatan Lingsar ini dinilai langsung oleh Majelis Kebudayaan Adat Sasak, Lalu Sujiman Sastrawan, didampingi Pamong Budaya Museum NTB, Bunyamin, dan Bardikari.

Kepala Museum NTB, Ahmad Nur Alam, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pameran pusake ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan sebagai upaya pihaknya dalam mendorong pembentukan museum desa.

“Jadi kita berharap kegiatan ini adalah awal dari pergerakan yang lebih besar yaitu museum desa”, tuturnya.

Dalam menjaga benda-benda pusake ini, lanjutnya, jika tidak dibuatkan museum di level desa, maka benda tersebut tidak akan terlindungi. Sebab menurutnya, benda-benda cagar budaya saat ini tengah menjadi perburuan koleptor.

“Sehingga kami di museum NTB dengan tema Kotaku Museumku Kampungku Museumku akan terus bergerak menyampaikan kepada  masyarakat luas betapa pentingnya untuk kita menjaga barang-barang peninggalan leluhur kita”, tambahnya.

Ia juga mendorong agar pemenang dari pada lomba pameran pusake ini untuk segera membentuk museum desa dan akan di dampingi oleh museum NTB terkait dengan proses pembentukannya.

“Jadi dengan terbentuknya museum desa ini, kita dapat melindungi dan melestarikan budaya kita”, katanya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa sebenarnya desa yang ada di Lingsar ini memiliki potensi yang luar biasa. Sebab Kebudayaannya sudah unggul, tinggal bagaimana menata, mengelola dan meyakinkan sehinga pariwisata yang ada di Lombok Barat khususnya di kecamatan Lingsar itu adalah pariwisata yang berbasis kebudayaan.

“karena itu kita berharap dengan pameran pusake desa ini akan menjadi satu embrio untuk membuat kegiatan pariwisata itu berbasis kebudayaan”, harapnya

Sementara itu Camat Lingsar, Marzuqi, menyampaikan apresiasi atas gagasan yang dilakukan oleh Museum Negeri NTB dengan terlaksananya Pemaran Pusake Desa ini.

Menurutnya, adanya pergelaran pameran pusake desa ini sebagai upaya bagi masyarakat untuk terus melestarikan budaya peninggalan adat isti adat.

“Jadi kami sangat berharap kalau bisa tetap di lakukan. gak usah setahun sekali lah, kalau bisa triwulan bahkan bulanan”, harapnya.

Ia juga mengatakan maksud dari pada kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan makna filosofi pada generasi dan masyarakat Lingsar terkait dengan cultur dan budaya.

“Keinginan kami biar generasi kita, anak-anak kita bahkan termasuk orang tua kita mengetahui makna-makna filosofi dari cultur atau budaya barang peninggalan orang-orang tua kita terdahulu”, terangnya.

Selanjutnya, Ketua Tim Penilaiam, H. Lalu Sajim Sastrawan yang juga sebagai Ketua Majelis Adat Sasak, menyampaikan apresiasi telah mengadakan kegiatan seperti ini.

“Saya sangat apresiasi kepada kepala museum dan camat ligsar yang sudah menggagas diadakannya lomba benda-benda pusaka yang berada di kecamatan Lingsari ini”, ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa lomba pameran pusake ini merupakan suatu monumental. Karena hal ini baru pertama kali dilakukan. Sehingga ia berharap agar kegiatan seperti ini terus dilakukan sebagai upaya pelestaraian terhadap benda cagar budaya.

“Saya berharap kegiatan seperti ini terus kita lakukan, agar khazanah kekayaan budaya kita tetap terlindungi”, harapnya.

Diketahui pada lomba tersebut, juara 1 diraih oleh desa Batu Kumbung, juara 2 desa Sigerongan, dan juara 3 diraih oleh desa Gegal.

Sementara itu, untuk harapan 1 diraih oleh desa Linsar, harapan 2 desa Giri Media, dan harapan 3 diraih oleh desa Dasan Geria.