KabarLagi.Com – TGH. Munawar M. Ali, S.Ag, M.Pd, pengasuh Pondok Pesantren Kampung Al-Qur’an di Bogor, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap maraknya peredaran narkoba di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dalam pernyataannya, beliau menegaskan bahwa peredaran narkoba yang masif, bahkan di desa-desa kecil, telah merusak generasi muda, dan anak-anak usia sekolah.
“Dulu anak-anak memakai tramadol, sekarang sudah sampai menggunakan sabu. Ini sangat mengkhawatirkan. Generasi muda akan hancur jika narkoba terus merajalela. Ketika narkoba sudah merasuki mereka, hafalan Al-Qur’an akan hilang, bahkan untuk belajar di sekolah pun mereka tidak mau,” ujar TGH. Munawar dengan nada prihatin. Minggu (29/12/2024).
Beliau menyerukan agar pemerintah daerah, pihak kepolisian, tokoh masyarakat, dan tokoh agama bekerja secara kolektif untuk menangani persoalan ini. “Pemerintah, khususnya kepolisian dan TNI, harus tegas menangkap pengedar dan bandar besar. Tidak boleh ada pembiaran. Generasi muda adalah aset bangsa, dan jika ini dibiarkan, masa depan mereka akan hancur,” tambahnya.
Sebagai pendidik dan warga masyarakat asal Bima yang kini berdomisili di Jabodetabek, TGH. Munawar mengaku sedih melihat kondisi peredaran narkoba yang begitu mudah diakses di kampung halaman. “Saya pulang ke Bima dan melihat sendiri anak-anak kecil sudah memakai sabu. Mereka bisa dengan mudah membeli, ini artinya ada pembiaran. Semua pihak harus segera bertindak sebelum semuanya terlambat,” ungkapnya.
Menurut TGH. Munawar, para tokoh masyarakat dan agama di Bima dan Dompu perlu meningkatkan kepedulian mereka terhadap generasi muda. Ia berharap langkah nyata segera diambil, seperti penguatan peran lembaga pendidikan, pesantren, dan komunitas dalam menyelamatkan anak-anak dari jeratan narkoba.
“Mari kita semua peduli. Jika kita tidak bersama-sama memerangi narkoba, dampaknya akan menghancurkan generasi kita. Generasi yang jauh dari Al-Qur’an dan pendidikan akan membawa kehancuran bagi masyarakat secara keseluruhan,” tutupnya.
Langkah tegas dari semua elemen masyarakat, mulai dari pemerintah daerah, kepolisian, tokoh agama, hingga warga, adalah kunci untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman narkoba yang semakin nyata di wilayah Bima dan Dompu.