Burhan, Korban Longsor di Desa Nunggi, Ditemukan Meninggal Dunia

0
344

KabarLagi.Com– Tim pencarian dan penyelamatan akhirnya menemukan Burhan, warga Desa Nunggi, Kecamatan Wera, yang sebelumnya dilaporkan hilang akibat longsor. Korban ditemukan tertimbun material longsor di kawasan pegunungan di atas desanya.

Menurut keterangan warga, Faisal mengatakan longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut Minggu (3/2/2025). Burhan, yang saat itu tengah berada di gunung, diduga tidak sempat menyelamatkan diri saat material longsor menghantam lokasi tempatnya berada.

Selain itu upaya evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat medan yang sulit dan masih adanya potensi longsor susulan. Jenazah korban berhasil dievakuasi dan segera dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Pihak keluarga korban menyampaikan duka yang mendalam atas musibah ini. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pencarian dan evakuasi.

Masyarakat setempat diimbau untuk lebih waspada terhadap ancaman bencana tanah longsor, terutama saat curah hujan tinggi. Pemerintah daerah berencana untuk memberikan bantuan dan pendampingan kepada keluarga korban serta warga yang terdampak bencana ini.

Sebelumnya duka mendalam menyelimuti warga Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, setelah banjir bandang menerjang permukiman mereka pada Minggu (2/2) malam. Derasnya hujan sejak sore menyebabkan air dari pergunungan meluap, menggenangi rumah-rumah warga dengan ketinggian mencapai satu meter.

Bencana ini menyebabkan enam warga hilang terseret arus. Di antaranya adalah Ibrahim (75), seorang lansia yang dikenal aktif di desanya, serta Juliani (32), seorang ibu rumah tangga yang hingga kini belum ditemukan. Tiga anak kecil, Aisah (5), Irgi (4), dan One, seorang bayi berusia 10 bulan, turut menjadi korban hilang dalam musibah ini.

Tak hanya itu, tujuh rumah panggung milik warga hanyut terbawa derasnya banjir. Salah satu yang kehilangan tempat tinggal adalah Yani (28), seorang pedagang, serta Arbam (58) dan Ahmad (59), yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Kini, mereka dan warga lainnya mengungsi ke lokasi yang lebih aman.