Akademisi Dorong Beasiswa Sampai Perguruan Tinggi untuk Anak Korban Banjir di Wera

0
385

KabarLagiBima – Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, menyebabkan delapan orang dinyatakan hilang. Peristiwa tragis ini melanda tiga desa, yakni Nanga Wera, Wora, dan Nunggi. Dari jumlah tersebut, korban terbanyak berasal dari Desa Nanga Wera, dengan lima orang yang terdiri dari anak-anak, ibu rumah tangga, dan orang tua. Hingga saat ini, tim pencarian baru menemukan empat korban, sementara lainnya masih dalam pencarian.

Di tengah upaya evakuasi dan pemulihan pascabencana, Akademisi sekaligus Wakil Dekan 3 FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Dr. Candra, M.Pd., menyoroti pentingnya pendampingan psikologis bagi anak-anak yang orang tuanya menjadi korban. Ia juga menekankan agar pemerintah memberikan jaminan keberlanjutan pendidikan bagi mereka, terutama hingga jenjang perguruan tinggi.

“Penanggulangan yang dilakukan pemerintah sudah luar biasa, termasuk rencana pembangunan fisik pascabencana. Namun, sekali lagi saya meminta agar pemerintah memastikan anak-anak korban mendapatkan stimulus pendanaan atau beasiswa,” ujar Dr. Candra. Jumaat (7/2/2025)

Ia menjelaskan bahwa pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA memang sudah digratiskan, tetapi anak-anak korban banjir membutuhkan beasiswa agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Menurutnya, langkah ini sangat penting dalam mewujudkan generasi yang tangguh dan berpendidikan, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan oleh Prabowo Subianto.

“Mencapai visi itu harus memiliki generasi yang kuat, dan itu bisa diwujudkan dengan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, anak-anak korban banjir harus mendapat perhatian khusus dalam hal pendidikan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Dr. Candra juga mendorong legislator baik di tingkat daerah maupun pusat yang berasal dari Bima, Dompu, dan Nusa Tenggara Barat untuk mengawal program beasiswa bagi anak-anak korban banjir. Menurutnya, peran para wakil rakyat sangat penting dalam memastikan kebijakan yang berpihak pada korban bencana, terutama dalam aspek pendidikan.

“Kita semua tahu duka yang dialami keluarga korban. Rumah mereka hancur, ekonomi mereka lumpuh, dan pemulihan butuh waktu lama. Oleh karena itu, saya mendorong agar anak-anak korban diperhatikan secara khusus dan mendapatkan beasiswa agar masa depan mereka tetap terjaga,” pungkasnya.