KabarLagi.Com--Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menegaskan komitmennya untuk memperkuat internasionalisasi sebagai strategi utama menuju capaian besar kampus berkelas dunia yang berdampak bagi kemanusiaan (impactful university). Langkah ini menjadi bagian dari transformasi UMMAT menuju Transformative University yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘aalamin di tingkat global.
Kepala Kantor Urusan Internasional UMMAT, Asbah Ambalawi, menyampaikan bahwa internasionalisasi bukan sekadar menjalin kerja sama akademik, tetapi merupakan bentuk dakwah kemanusiaan yang menghadirkan Islam sebagai agama yang membawa kedamaian, kemajuan, dan kontribusi nyata bagi peradaban.
“Dunia menuntut lebih dari sekadar tempat belajar. Kampus harus menjadi pusat perubahan menjembatani budaya, melahirkan inovasi, dan menghadirkan solusi bagi umat manusia,” ungkap Asbah.
Program Internasionalisasi untuk Reputasi Global
Upaya internasionalisasi UMMAT diwujudkan melalui berbagai program strategis seperti:
-
Pertukaran mahasiswa dan dosen
-
Program gelar ganda
-
Joint research dan publikasi internasional
-
Kemitraan global lintas negara
-
Pengabdian masyarakat internasional
-
Akreditasi internasional dan peningkatan kapasitas staf
-
Transformasi digital kampus
Semua program tersebut diarahkan untuk memperkuat kualitas akademik, memperluas jejaring global, serta meningkatkan daya saing UMMAT di level internasional.
Dari Teaching University ke Transformative University
UMMAT terus memperkuat perannya sebagai kampus yang bukan hanya mencetak lulusan unggul, tetapi mampu menghadirkan dampak sosial dan kontribusi nyata bagi perdamaian dunia.
Transformasi kampus dilakukan melalui:
-
Pengembangan riset yang relevan dengan isu global
-
Diplomasi pendidikan dan budaya
-
Penguatan pengabdian masyarakat lintas negara
“UMMAT ingin tampil sebagai agent of peace building and humanity di tengah dinamika global,” tambah Asbah.
Dakwah Kemanusiaan di Level Global
Bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah (PTMA), internasionalisasi merupakan panggilan dakwah. Jejaring internasional seperti Arab Lombok International Friendship (ALIF) dan Global Alliance for Muhammadiyah University Network menjadi platform dalam menunjukkan wajah Islam yang moderat, inklusif, dan berkemajuan kepada dunia.
Asbah menegaskan bahwa internasionalisasi adalah implementasi dari perintah Allah SWT dalam QS. Al-Hujurat: 13 tentang pentingnya saling mengenal (ta’aruf) antarbangsa, serta QS. Al-Baqarah: 143 yang menegaskan posisi umat Islam sebagai teladan moderasi dan kemanusiaan.
Dengan visi global tersebut, UMMAT bertekad menjadi mercusuar ilmu dan kemanusiaan tidak hanya sebagai menara gading, tetapi kampus yang memberi cahaya rahmat bagi semesta (rahmatan lil ‘aalamin).
