KabarLagi.Com— Pembina Ikatan Keluarga Wera Nusantara (IKRA), Haji Yusuf Syahril, M.Pd, mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Bima dan Pemerintah Provinsi NTB untuk segera bertindak menangani kerusakan lingkungan yang terjadi di Kecamatan Wera. Ia menilai persoalan ini sudah memasuki fase darurat dan tak bisa lagi ditangani dengan program biasa.
Menurutnya, kerusakan hutan di wilayah perbukitan Wera telah berdampak langsung pada meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir bandang. Aliran sungai dari Ntoke hingga Sangiang kini semakin melebar akibat pengikisan dan kikisan tebing yang tidak terbendung. Kondisi tersebut mengancam keselamatan warga sekitar.
“Beberapa rumah di Sangiang kini berada di bibir sungai dan terancam ambruk sewaktu-waktu. Kita tidak boleh menunggu sampai korban jatuh lagi. Apalagi sebentar lagi memasuki musim hujan,” tegasnya. Senen (27/10/2025).
Ia mengingatkan bahwa tragedi banjir bandang tahun 2024, yang merenggut nyawa beberapa warga, sudah cukup menjadi alarm keras dan evaluasi besar bagi pemerintah untuk memperbaiki tata kelola lingkungan di Wera.
“Kerusakan hutan adalah akar dari bencana ekologis ini. Penebangan liar harus dihentikan dan pelanggarnya ditindak tegas,” tambahnya.
Infrastruktur Jalan Wera Juga Mendesak Dibangun
Selain krisis lingkungan, H. Yusuf juga menyoroti kondisi infrastruktur jalan di Wera yang memprihatinkan. Jalan penghubung antar desa hingga akses utama menuju pusat kota Bima masih banyak yang rusak parah, berlubang, bahkan ada yang belum tersentuh peningkatan kualitas.
“Jalan adalah urat nadi ekonomi. Kalau akses rusak, bagaimana masyarakat mau berkembang? Bagaimana hasil tani dan nelayan bisa bersaing?” ujarnya lantang.
Ia menegaskan bahwa pemerataan pembangunan harus dirasakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bima, termasuk wilayah timur seperti Wera yang selama ini dianggap jauh dari pusat pemerintahan.
Masyarakat dan Perantau Siap Bersinergi
H. Yusuf menyampaikan bahwa para perantau Wera di Jabodetabek siap berkolaborasi dengan Pemda dalam upaya penyelamatan lingkungan dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur. Ia berharap pemimpin daerah benar-benar fokus pada kebutuhan masyarakat, bukan sekadar menunggu bencana terjadi lagi.
“Wera membutuhkan tindakan nyata, bukan kunjungan seremonial. Mari bersama menjaga hutan, menata sungai, membangun jalan, demi masa depan Wera yang lebih aman dan maju,” tutupnya.
