0
312

KabarLagi.Com – Dalam rangka menjaga keberlangsungan koleksi yang dimiliki oleh masyarakat, Museum Negeri NTB menggelar sosialisasi museum yang bertajuk “Perawatan Koleksi” di Aula Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Jumat (4/8/2023).

Sosialisasi Museum yang diadakan  kali ini merupakan yang kedua di tahun 2023 setelah sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.

Kegiatan sosialisasi museum ini dihadiri oleh 40 orang peserta dari unsur pemerintah desa, kepala wilayah (kadus), babinkamtibmas, masyarakat pemilik benda, dan mahasiswa dari UIN Bandung, Universitas Mataram, serta  Universitas 45 Mataram yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Batu Kumbung.

Dalam laporannya, Kepala Seksi Pengkajian dan Perawatan Museum Negeri NTB, Ni Nengah Sueni, menyampaikan bahwa tujuan sosialisasi adalah pelestarian cagar budaya yang ada di masyarakat sehingga masyarakat diharapkan mengetahui tidak hanya cara merawat, tetapi juga bahan-bahan yang digunakan untuk merawat benda koleksinya.

“Jadi perawatan benda itu sangat penting untuk cara kita dalam melestarikan cagar budaya”, katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Batu Kumbung, H. Wirya Adi Saputra, menyambut baik sosialisasi yang dilaksanakan oleh Museum Negeri NTB, dan ia menyampaikan bahwa pihaknya sudah berencana untuk mendirikan museum desa.

“Kami berencana mendirikan museum desa. Rencana itu sudah kami masukkan di RKP Murni 2024. Untuk itu kami sudah menjalin komunikasi yang cukup intens dengan pihak museum”, ungkapnya.

Menurutnya, Desa Kumbung banyak memiliki warisan budaya yang terseber di masyarakat. Sehingga untuk membentuk museum desa, pihaknya perlu mengetahui tentang cara pengadaan dan perawatan benda-benda koleksi.

“Kami beberapa kali berdiskusi tentang ini. Masyarakat kami memiliki banyak koleksi benda warisan budaya. Sebagai desa wisata, Batu Kumbung rasanya layak untuk mengumpulkan dan merawat koleksi benda-benda tersebut di sebuah museum desa. Untuk itu, kami perlu berbagi tentang tata cara pengadaan, termasuk cara perawatan sebagaimana dijelaskan dalam sosialisasi kali ini”, katanya.

Sementara di tempat berbeda, Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, menuturkan bahwa museum memiliki empat fungsi pelestarian yakni pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Sosialisasi Museum dengan masyarakat pemilik benda sebagai sasarannya memiliki fungsi pelindungan sekaligus pembinaan. Meskipun bukan koleksi museum, tetapi koleksi yang dimiliki oleh masyarakat merupakan khazanah budaya yang tetap harus dijaga kelestariannya.

“Oleh karena itulah, museum tergerak untuk menyampaikan kepada masyarakat  perihal pentingnya menjaga keberadaan koleksi sekaligus berbagi pengetahuan tentang tata cara perawatan koleksi”, tuturnya saat dikomfirmasi di kantornya.

Dia melanjutkan, bahwa Sosialisasi Museum merupakan bagian dari visi Kotaku Museumku Kampungku Museumku. Dalam visi ini, Museum berupaya membangun jejaring pelestarian yang terkoneksi dari tingkat provinsi hingga ke desa/dusun. Harapannya, ekosistem yang terbentuk dapat secara maksimal mendukung upaya pemajuan kebudayaan daerah melalui pelestarian benda-benda warisan budaya yang ada di masyarakat.

“Kita berharap dengan visi ini dapat mendorong kabupaten/kota untuk bentuk museum”, harapnya.

Dalam kegiatan sosialisasi museum, juga disambut antusias oleh mahasiswa-mahasiswa yang melakukan KKN di desa tersebut. Salah satu peserta yang hadir, Zunhary, mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati, tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Ia mengatakan bahwa pengetahuan ini tidak pernah dapatkan di kampus. Dengan sosialisasi museum ini pihak mengetahui sejarah, sosial dan budaya masyarakat setempat.

“Oleh karena itu sosialisasi ini sangat penting untuk kami ikuti sebagai bekal saat kami berinteraksi dengan masyarakat”, katanya.

Sosialisasi Museum ini dibagi dalam dua sesi yakni sesi materi pelestarian cagar budaya dan praktik perawatan koleksi. Pada sosialisasi kali ini, koleksi yang dijadikan sebagai contoh perawatan terdiri atas keris, mata tombak, naskah lontar, alqur’an tulis tangan, wariga kayu, dan wadah kuningan. Dalam penyajian materi, Tim perawatan menjelaskan secara rinci cara dan bahan perawatan masing-masing benda berdasarkan jenisnya.