Bima, NTB – Gunung Sangiang, atau yang juga dikenal sebagai Gunung Sangeang Api, terletak di kompleks Pulau Sangeang, Bima, Nusa Tenggara Barat. Dikutip dari berbagai sumber diantaranya wikipedia Gunung berapi aktif ini terdiri dari dua kerucut vulkanik utama, yakni Doro Api dengan ketinggian 1.949 meter (6.394 kaki) dan Doro Mantoi setinggi 1.795 meter (5.889 kaki). Gunung Sangeang Api merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Kepulauan Sunda Kecil. Dengan catatan letusan pertama pada tahun 1512, gunung ini terus memuntahkan material vulkanik secara periodik, termasuk 17 kali letusan pada tahun 1989 .
Salah satu peristiwa besar terkait aktivitas vulkaniknya terjadi pada tahun 1988, ketika gunung tersebut meletus dan memaksa evakuasi seluruh penduduk Pulau Sangeang ke daratan terdekat. Letusan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat lokal, tetapi juga membawa perubahan besar pada dinamika sosial dan ekonomi penduduk. Puluhan keluarga harus meninggalkan kampung halaman mereka di Pulau Sangeang, yang kemudian menyebabkan perpindahan permanen ke wilayah Sangiang Darat .
Letusan besar lainnya terjadi pada bulan Desember 2012, diikuti dengan letusan lebih dahsyat pada 30 Mei 2014. Letusan pada Mei 2014 menyemburkan abu vulkanik hingga ketinggian 13 kilometer ke atmosfer, mengganggu jalur penerbangan internasional dan menyebabkan penutupan beberapa bandara utama di kawasan Indonesia timur, termasuk Bandara Internasional Lombok dan Bandara Ngurah Rai, Bali. Ribuan penumpang terkena dampak, dan banyak penerbangan domestik serta internasional harus dibatalkan atau ditunda .
Perpindahan Penduduk ke Sangiang Darat
Akibat letusan berkala Gunung Sangiang, masyarakat Pulau Sangeang menghadapi risiko bencana yang terus-menerus. Pada letusan besar tahun 1988, hampir seluruh penduduk dievakuasi dan banyak dari mereka akhirnya menetap secara permanen di Sangiang Darat. Perpindahan ini merupakan salah satu langkah mitigasi bencana yang diambil oleh pemerintah untuk melindungi penduduk dari bahaya erupsi yang terus menghantui Pulau Sangeang .
Dampak Penutupan Bandara dan Gangguan Transportasi
Letusan Gunung Sangeang Api pada tahun 2014 menyebabkan gangguan besar pada sektor transportasi udara di Indonesia. Selain penutupan bandara, abu vulkanik juga menyebar hingga Australia, memaksa beberapa penerbangan internasional yang melintasi wilayah tersebut untuk mengubah rute. Sektor pariwisata di Bali dan Lombok yang sangat bergantung pada arus wisatawan terpaksa mengalami kerugian besar akibat pembatalan dan penundaan penerbangan .
Meskipun Gunung Sangiang kini berada dalam fase yang lebih stabil, aktivitas vulkaniknya tetap dipantau secara intensif oleh Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Masyarakat di sekitar wilayah tersebut diimbau untuk selalu siaga terhadap kemungkinan erupsi di masa depan. (Diramu dari berbagai sumber).
