KabarLagi. Com – Meski standar baku mutu Udara di Kota Depok masih kategori terbaik. Namun jumlah penderita infeksi saluran pernapasan (ISPA) terus meningkat tajam. Bahkan data dari Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa terjadi kenaikan sampai 8000 kasus di dua bulan terakhirnya.
“Dari data puskesmas bulan Agustus ini terjadi kenaikan 60 persen. Kalau Juli 5000 kasus, Agustus ini naik jadi 8000 kasus,” ujar, dr Mary Liziawati saat ditemui di Balai Kota Depok kemarin.
Meski demikian ia menjelaskan bahwa meningkatnya penderita ispa tidak bisa diklaim diakibatkan karena polusi yang saat ini terjadi.
” ini tidak bisa kita sebut karena polusi karena banyk hal. Kami akan terus melakukan upaya untuk memberikan pelayanan terbaik, “bebernya.
Selanjutnya Ispa paling banyak diderita oleh balita, dari 8000 kasus kata dia hampir 4000 adalah balita dan anak-anak.
” Jadi usia 0-5 tahun paling banyak, “katanya.
Sementara itu Pemkot Depok menerapkan kebijakan 30 persen Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah, bagi Aparatur Sipil Negera (ASN), non-ASN di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, dengan prioritas bagi yang berisiko sakit, ibu hamil, ibu menyusui dan pra lansia.
Kebijakan tersebut termaktub dalam Instruksi Wali Kota (Inwal) Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada Wilayah Kota Depok yang diterbitkan pada 31 Agustus 2023.
Hal tersebut juga merujuk kepada imbauan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai imbas dari polusi udara yang meningkat beberapa hari terakhir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi (Jabodetabek).
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan tetap mengawasi ASN yang melaksanakan WFH melalui aplikasi K-MOB, yang dapat mendeteksi keberadaan ASN yang bersangkutan ketika jam kerja.
