KabarLagi.Com – Mantan Sekretaris Kota Madya Jakarta Timur, Haji Arifin, lantang menyuarakan perubahan besar untuk Kabupaten Bima. Dalam wawancaranya, Haji Arifin mengkritik kepemimpinan Bupati Bima, Dinda, yang dinilainya memperkuat dinasti keluarga dalam pemerintahan. Menurutnya, praktik dinasti ini telah menghambat perkembangan Bima dan mengabaikan potensi masyarakat yang lebih luas.
“Di bawah kepemimpinan Dinda, banyak anggota keluarganya yang menduduki posisi pejabat penting di pemerintahan. Tidak ada perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun. Dinasti ini terus dibangun,” ujarnya saat wawancara. Minggu (3/11/2024).
Haji Arifin juga menyebutkan selama kepemimpinan Dinda menjadi Bupati tidak ada perubahan yang signifikan. Luar biasanya sekarang anaknya Yandi, yang akan mencalonkan diri sebagai Bupati Bima. “Apakah di Bima tidak ada orang lain yang mampu atau pintar? Mengapa tidak memberi kesempatan pada orang lain?” tambahnya.
Haji Arifin juga menyoroti kebijakan penempatan pejabat di Bima yang didasari pada kedekatan, bukan kompetensi. “Bima tidak akan maju jika pejabat hanya dipilih karena mereka adalah orang dekat. Seharusnya, pejabat ditempatkan sesuai keahlian dan latar belakang pendidikan mereka. Ini adalah kunci keberhasilan pemerintahan yang profesional,” tegasnya.
Selain itu selama ini kata dia, koordinasi antara Bupati dengan unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) sangat lemah. Hal itu yang membuat berbagai persoalan seperti kriminalitas tinggi, budaya blokir jalan, bahkan narkoba serta penyakit sosial lainnya terus muncul di Kabupaten Bima.
“Jika Muspida bergerak bersama, turun langsung ke masyarakat untuk mendengarkan masalah mereka, saya yakin kondisi pasti lebih baik. Namun, selama ini yang terjadi hanya menerima laporan dari Camat dan Kepala Desa tanpa benar-benar memahami kebutuhan masyarakat,” katanya.
Berangkat dari itu politisi Demokrat ini menyerukan perubahan melalui partisipasi masyarakat. Haji Arifin menyatakan bahwa dirinya telah menginstruksikan seluruh tim dan keluarga besarnya untuk mendukung perubahan di Bima.
“Saya optimis, jika masyarakat serius ingin perubahan, Bima bisa maju,” katanya. Menurutnya, Kabupaten Bima menghadapi persoalan serius dengan meningkatnya angka kemiskinan, kriminalitas, dan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang ia kaitkan dengan lemahnya kebijakan pemerintahan.
Haji Arifin menambahkan bahwa beberapa masalah yang kompleks, seperti pembangunan rumah sakit yang belum selesai hingga banjir yang kerap terjadi, bisa ditangani lebih baik jika ada perencanaan dan kepemimpinan yang serius. “Krisis kepemimpinan dan kurangnya kemauan politik menjadi akar dari berbagai masalah ini,” jelasnya.
Di akhir wawancara, Haji Arifin menyerukan kepada masyarakat Bima untuk berani mendukung perubahan yang nyata demi perbaikan Kabupaten Bima. “Harus ada program yang dimulai dari bawah dan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Bima butuh perubahan, dan masyarakat harus aktif dalam mendukung pemimpin yang benar-benar berkomitmen pada kemajuan,” pungkasnya.
Sebagai Informasi saat ini beberapa pejabat di Kabupaten bima seperti Sekda dan beberapa Dinas penting serta Ketua DPRD Kabupaten Bima merupakan paman, adik kandung, serta ipar dari Bupati Bima yang saat ini Calon Wakil Gubernur NTB.