Walikota, Pesantren Harus Jadi Laboratorium Perdamaian 

0
292
DEPOK – Hari Santri Nasional (HSN) tingkat Kota Depok sebagai Inspektur Upacara Walikota Depok Mohammad Idris,di ikuti hampir seluruh  Pesatren yang ada di Kota Depok bahkan Santri-santrinya mengikuti Upacara dengan hikmat. Dihalaman Balaikota Depok Jalan Margonda Selasa (22/10).
Dalam kata sambutan Walikota Depok  yang dibacakan dari Mentri Agama Republik Indonesia mengatakan Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri sejak hari santri ditetapkan untuk tahun 2019 mengusung tema Santri indonesia untuk Perdamain Dunia, dengan demikian Pesantren  sebagai Laboratorium Perdamainan, pesanteren merupakan penyemaian ajaran  agama islam  rahmatan lil alamin.
Ditambahkan Idris  ada sembilan yang harus di terapkan santri di pesantren yaitu , kesadaran harmonis beragama berbangsa,metode mangaji dan mengkaji langsung oleh sang kiyai dipesantren,para santri biasa diajarkan untuk hikmat dan pengabdian,pendidikan kemandirian karena  jauh dari keluarga, gerakan kesenian dan satra,kelompok diskusi,kearifan lokal,kepentingan umum dan pengalaman spritual.
Sementara  itu, Kepala kementrian Agama Kota Depok, Asnawi mengungkapkan “Pesantren di Depok harus  jelas , harus ada santrinya serta marteri-materi pelajaranya  yang dipelajari harus jelas”
Depok tidak ada pesantren yang radikal bagi santri-santrinya,semuanya di monitor langsung oleh Kementrian Agama.
Pendirian Pesantren di Depok  ,tidak boleh mendirikan Pesantren berpindah-pindah tempat dalam memberikan pelajaran nya, materi pelajaranya selalu di awasi. artinya jangan sampai ada yang menyimpang dalam mempelajari agama islam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here