KABARLAGI.COM, Untuk mendukung pemerintah terkait ketahanan pangan, PT Oat Mitoku Agrio mempromosikan produk miliknya yakni zat pengatur tubuh (ZPT) merek ATONIK 6.0 L untuk tanaman pangan dan sejumlah tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan bagi pemerintah daerah dan masyarakat di Kabupaten Belu.
Kegiatan Sosialisasi ATONIK 6.0 L yang berlangsung di Aula Hotel Matahari Atambua, Senin (14/9/2020) itu dibuka oleh Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) Willybrodus Lay dan didampingi oleh Kadis PMD, Januaria Nona Alo, Direktur PT Oat Mitoku Agrio Suryadi Jaya serta Pemerkasa kegiatan, Gustaf Tamo Mbapa.
Peserta sosialisasi adalah unsur Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas PMD, kepala desa, PPL dan kelompok tani.
Bupati Belu, Willybrodus Lay dalam sambutannya mengatakan Pemkab Belu akan mendukung program PT Oat Mitoku Agrio.
“Sesuatu barang yang baik pasti kita dukung. Harapan saya, pihak perusahan lakukan sosialisasi supaya masyarakat bisa mengetahui manfaatnya. Bagi peserta diharapkan mendengar materi sosialisasi dan yang ingin untuk kerja sama dengan perusahan bisa komunikasi lebih lanjut,” kata Willy Lay.
Lebih lanjut Willy Lay mengatakan, Atonik 6.0 L yang disosialisasikan PT Oat Mitoku Agrio sangat cocok digunakan untuk tanaman hortikultura.
“Kabupaten Belu adalah daerah yang cocok mengembangkan tanaman hortikultura sehingga produk yang dipromosikan itu memberikan manfaat bagi masyarakat terutama petani,” katanya.
Sementara itu, Direktur PT Oat Mitoku Agrio Suryadi Jaya dalam pemaparan materinya menjelaskan, guna mensukseskan program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional, PT Oat Mitoku Agrio terus memperkenalkan produk Atonik 6.0 L kepada masyarakat, khususnya para petani. Atonik ini kaya manfaat bagi tanaman diantaranya adalah sebagai biostimulan yang dapat meningkatkan imunitas dan daya tahan tanaman serta mengurangi stress pada tanaman.
Atonik 6.0 L merupakan suplemen dan vitamin untuk daya tahan tanaman pangan sehingga meningkatkan produktivitas tamanan pangan dan holtikultura.
“Atonik 6.0 L ini dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman pangan diantaranya padi dan jagung. Sedangkan untuk tanaman holtikultura, produk ini dapat digunakan pada tanaman bawang merah, tomat, cabai dan kentang. Pada tanaman perkebunan biostimulan ini dapat digunakan pada tanaman karet dan kakao,” jelas Suryadi.
Menurut Suryadi, berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan IPB, Atonik 6.0 L terbukti mampu meningkatkan hasil panen padi per hektar 25 persen, meningkatkan bobot biji kering jagung per hektar hingga 59 persen, meningkatkan hasil panen bawang merah per hektar hingga 13.5 persen, meningkatkan hasil panen tomat per hektar 41 persen serta meningkatkan hasil panen kentang per hektar hingga 76 persen.
Suryadi mengatakan, dengan dikenal Atonik 6.0 L oleh masyarakat luas, khususnya para petani diharapkan petani Indonesia mampu meningkatkan kesejahteraannya melalui peningkatan hasil panen produk pertanian yang mereka geluti. Dengan demikian, ketahanan pangan nasional pun meningkat.
Disampaikan pula, PT Oat Mitoku Agrio merupakan sebuah perusahan yang bergerak di bidang industri dan pemasaran biostumulan tanaman dan pupuk. Salah satu produknya adalah Atonik 6.0 L yang telah masuk ke Indonesia lebih dari 40 tahun.
Beberapa peserta kegiatan yakni, Adrianus Yoseph Laka (Kades Kabuna), Andreas Avelino Mauk (Kades Dualasi) dan Hironimus Parera (Kades Rafae ketika diminta tanggapannya mengatakan, mereka senang bisa mendapat informasi tentang produk Atonik 6.0 L dari PT Oat Mitoku Agrio.
Dilihat dari manfaatnya, Atonik 6.0 L ini sangat bagus untuk masyarakat khususnya petani di Kabupaten Belu dalam meningkatkan hasil panen tanaman pangan, seperti padi, jagung dan tanaman hortikultura.
Kades Kabuna, Adrianus Yoseph Laka mengatakan, sejumlah petani di desanya sudah menggunakan Atonik 6.0 L untuk tanaman tomat, boncis, lombok dan kubis. Sedangkan untuk tanaman padi belum dicoba oleh petani. Kata Adrianus, penggunaan Atonik 6.0 L bagus dalam meningkatkan produksi tanaman.
Kades Rafae, Hironimus Parera mengatakan, pemerintah desa akan melakukan ujicoba penggunaan Atonik 6.0 L di musim tanam pertama 2020-2021. Bila penggunaannya berhasil, otomatis masyarakat akan membutuhkan produk tersebut dalam rangka peningkatan produksi. Tugas pemerintah desa adalah mensosialissikan kepada masyarakat tentang penggunaan produk non kimia seperti Atonik 6.0 L ini sehingga masyarakat terbiasa.
Sementara Kades Dualasi mengaku, potensi pertanian di wilayahnya bukan hortikultura tetap perkebunan seperti siri, pinang, kemiri. Namun di beberapa titik ada petani yang menan jagung sehingga produk Atonik 6.0 L ini masih bisa dibutuhkan petani.[]