KABARLAGI.COM, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menghimpun data kasus positif secara Nasional ada 1344 kasus positif Covid 19 dengan 47 kasus meninggal terjadi di 239 pasar tersebar di 96 Kabupaten/Kota dan 27 Provinsi.
“Dari data tersebut, kasus di DKI Jakarta masih tertinggi yaitu positif 321 yang tersebar di 51 pasar, meninggal 1,” kata Ketua umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri dalam keterangan tertulis, Rabu (16/9/20).
Abdullah menyampaikan, temuan kasus Covid-19 di pasar menjadi pukulan berat bagi IKAPPI. Sebab kata Abdullah saat ini para pedagang sedang mengalami tekanan daya beli yang menurun secara terus menerus.
“Data ini merupakan pukulan berat bagi kami, seminggu terakhir kami mendapati penurunan omzet pedagang kami hingga 60 sampai 70 Persen. Kami harus terus bertahan dalam kondisi seberat ini,” katanya.
Atas kasus tersebut, Abdullah mengatakan saat pihaknya sedang melakukan edukasi dengan pola yang persuasif kepada anggota pedagang pasar yang tergabung di IKAPPI.
Dalam edukasi tersebut kata Abdullah akan menekankan kepada pedagang tentang apa keuntungan dan kerugian pelaksanaan protokol kesehatan.
“Misalnya kalau sampai pasar tutup karena ada yang positif siapa yang rugi? atau kalau sampai harus isolasi 2 minggu gak bisa jualan, siapa yang rugi?. Kami sedang dalam proses ulang melakukan edukasi berupa edaran dan sosialisasi melalui perwakilan-perwakilan IKAPPI di seluruh indonesia,” katanya.
Lebih lanjut Abdullah mengatakan, DPP IKAPPI menyadari pandemi ini tidak hanya terjadi sehari dua hari. Pandemi Covid-19 akan merubah kebiasaan lama pedagang dan memberlakukan kebiasaan baru dengan memperkuat protokol kesehatan kepada pedagang pasar tradisional di seluruh Indonesia.
“Pesan besarnya: Saling Menjaga selama pandemi, karena satu sakit, berdampak ke semua pedagang dan jika ada yang sakit maka semua juga terkena imbasnya. Sehingga pedagang dapat menjaga diri dan mengingatkan sesama pedagang,” katanya.
Pada kesempatan itu, Abdullah meminta semua pihak ikut berpartisipasi dan berperan aktif untuk membantu pedagang bangkit dari keterpurukan ini. Termasuk membantu agar kesehatan pedagang, keamanan pembeli dapat terjaga dengan baik sehingga Omzet pedagang berangsur membaik.
“Kami juga berharap pemerintah pusat lebih fokus memperhatikan kami melalui program-program pemberdayaan, stimulus permodalan atau bantuan lain yang dapat meringankan beban pedagang dan pedagang tetap terus bisa berdagang untuk mendistribusikan pangan bagi masyarakat,” tandasnya.[]