KabarLagi.Com– Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si, menegaskan bahwa kampus yang ia pimpin akan mulai menerapkan kebijakan standarisasi dan pengembangan kompetensi dosen pada tahun 2025. Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan para calon dosen dan tenaga pengajar yang digelar di kampus baru-baru ini.
Menurutnya, enam program studi aktif di STKIP Taman Siswa Bima saat ini telah memiliki jumlah dosen yang memadai, bahkan berlebih di beberapa rumpun ilmu. Misalnya, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia sudah didukung oleh 10 dosen, sementara rumpun ilmu lain seperti IPS memiliki jumlah tenaga pengajar yang relatif banyak.
Dengan kondisi tersebut, proses penerimaan dosen di masa mendatang akan dilakukan lebih selektif dan berbasis kebutuhan nyata program studi. Tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga soft skills calon dosen yang dinilai penting untuk menunjang kualitas pembelajaran.
Mulai 2025, lulusan S2 yang melamar sebagai dosen akan diarahkan untuk memiliki sertifikat PEKERTI sebagai syarat tambahan. Selain itu, calon dosen wajib mengikuti pelatihan dan workshop pengembangan karir, mencakup penyusunan RPS, RTM, seminar Taksonomi Bloom, hingga Bimtek RPS berbasis Outcome Based Education (OBE). Sebagai bagian dari proses seleksi, pelamar juga diwajibkan mengirimkan video microteaching.
Bagi dosen yang sudah bersertifikasi pendidik, Ibnu Khaldun mendorong agar terus mengembangkan rumah karir sebagai bentuk kontribusi terhadap mutu akademik kampus. Ia juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap regulasi pendidikan tinggi, sehingga proses pembelajaran senantiasa sesuai dengan standar nasional maupun internasional.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk memperkuat atmosfer akademik yang profesional, adaptif, dan berkualitas di STKIP Taman Siswa Bima.